Suatu Saat Kau-kan Didengar
Ingin menyerah, namun hati kecilku terus berbisik
Bertahanlah, ingat kau sudah sampai sejauh ini
Mungkin lagu Ghea – Teramini, akan mewakili apa yang aku rasakan saat ini.
Ohiya, ini postingan pertamaku pake Bahasa Indonesia, dan mungkin akan sedikit panjang. But yaa,
Here’s to us.
Selasa, 21 Mei 2024
Pagi menjelang siang di hari itu, aku ngobrol sama Nindy di sela-sela waktu senggang liputan kita. “Alhamdulillah” ucapku dalam hati ketika melihat IPK ku dan IPK mahasiswa lain yang akan di Wisuda di Juni mendatang nanti. Namun seketika suasana berubah hening dan kalimat yang ga kuharapkan pun keluar
Aku : Kak Nin, IPK ku rendah
Nindy : Berapa emang?
Aku : 3.5
Tanpa disadari mataku mulai berkaca tanda bahwa aku sedang ga baik-baik saja.
“Tinggi kok, Rifqi bisa dapetin IPK segitu disambi kerja udah bagus itu” Kira-kira begitu kalimat yang keluar dari mulut Nindy sebagai rekan kerja dan juga teman yang sedang berusaha meyakinkanku bahwa itu hal yang sudah luar biasa. Tapi ntah kenapa aku masih ngerasa sedih, yang mana harusnya aku bisa dapetin nilai lebih dari ini. Barangkali aku luput untuk senantiasa bersyukur dari awal hingga akhir, sehingga kalimat yang keluar sebelumya tidak melewati proses berfikir.
Kesedihan itu perlahan hilang menjelang jam makan siang, mungkin karna saat itu merupakan hari istimewa bagi salah satu tim kita. Yapss, itu adalah hari di mana Mama Abraham aka Kak Mei bertambah angka usianya. Aku inget banget, Fariz masih nyoba nerapin metode lama kita ketika lagi ada yang ultah, diem-diem beli makanan dan kasih surprise haha tapi kayanya ini udah ga relate. Jadi aku terang-terangan bilang ke Kak Mei “Kak, kami beli dimsum” lol. Dan kami pun kasih surprise yang berbeda dari 3 tahun sebelumnya, dan ternyata it works haha. Jadi kita edit foto kak Mei dari taun-taun sebelumnya yang mana foto itu kita ambil dari facebooknya, dan emang facebook tuh sumber segala informasi jadul yaa wkw dari foto sampai status alay kayanya bisa kita temui di facebook kita masing-masing.
Okeyy, singkatnya aku udah ga terlalu sedih lagi perihal IPK rendah, yang ada dipikiranku saat itu yang penting aku bisa ikut wisuda di periode satu ini. Tapi ternyata rasa sedih itu muncul lagi, dan ga memerlukan waktu yang lama. Kalau siangnya mata cuma berkaca-kaca, kali ini aku nangis ga henti-henti. Awalnya dengan segala perasaan dan isi kepala yang riuh, aku coba untuk netralisir dengan keluar masuk studio. Ntah ada yang sadar atau ngga, tapi saat itu aku ngerasa bener-bener rapuh. Ohiya, sebenernya hari itu juga salah satu hari di mana aku harusnya bahagia. Karna salah satu orang yang aku anggap istimewa sedang merayakan kelulusannya.
Lalu gimana kelanjutannya? Yaa, aku coba tahan supaya tetap terlihat bahagia dan baik-baik aja, tapi nyatanya susah hha. Puncaknya ketika pihak IT prodi menghubungi, singkatnya inti percakapannya begini “Besok Rifqi ke kampus yaa pagi, ini penting qi, ada kemungkinan kamu ga bisa ikut wisuda periode ini” deg! Seketika aku terdiam, dan ga terasa air mata jatuh gitu aja. Nangis kejer, sesenggukan.
Lagu Ghea – Teramini sepertinya sangat relate. Kalau bisa diutarakan, sepertinya yang aku rasain ketika itu ada di lirik awal lagunya.
Jatuh bangun dan berdarah-darah. Terbawa arus tak tentu arah
Jujur aku ga tau mau ngapain, banyak cobaan datang menyapa, berdiri diem sambil nangis, dan itu cukup lama. Mau langsung cerita ke Bunda tapi situasi saat itu ga memungkinkan. Berharap ada yang dengar aku, yaa hanya sekedar mendengar. Agar setidaknya aku sedikit tenang kala itu. “I would be Shine” ucapku ketika itu sambil liatin bulan yang hampir purnama.
Aku usap air mata, dan masuk lagi ke dalem studio. Pikirku, aku ga mau larut dalam kesedihan di tengah momen kebahagiaan. Takutnya, aku kehilangan momen terbaik di hari yang baik, yaa walaupun sebeneranya aku sudah kehilangan beberapa kesempatannya. Aku coba untuk kembali menikmati sisa waktu yang ada di malam itu, sampai akhirnya aku pamit untuk balik ke kos.
Rabu, 22 Mei 2024
“Gimana kalau kamu ga bisa ikut wisuda periode ini qi? Kemungkinan terburuknya wisudamu akan ditunda, sidangmu akan dibatalkan, dan kamu akan ngulang satu semester lagi” Lagi dan lagi, aku langsung nangis denger kalimat itu keluar dari mulut Pak Selamet, yang mana beliau adalah wakil dekanku di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan Area.
2 hari yang cukup menguras energi bagiku. Paginya aku ada jadwal liputan di sekolah Karya Serdang yang lokasinya kira-kira hanya berjarak 1km dari rumahku. Sempat kepikiran waktu itu mau singgah ke rumah buat cerita ke Bunda, tapi lagi dan lagi waktunya ga memungkinkan. Jadi aku urungkan dan kami langsung bergegas balik ke kantor. Seperti biasa di perjalanan aku ngobrol sama Nindy, cukup banyak yang kita ceritain sampai akhirnya aku menyodorkan hp dan minta tolong ke Nindy untuk kirim pesan ke kak Naz. Karna selepas balik dari liputan aku mau langsung izin ke kampus untuk ketemu wakil dekan dan kaprodi.
Bersyukurnya aku, begitu tiba langsung ketemu dengan pak Selamet dan kita pun langsung masuk ke ruangan kaprodi. Kurang lebih 30 menit kami ngobrol dan yaa ini lanjutan paragraf pertama, jadi kalau diitung sih nangisku 15 menit sendiri haha udah setengahnya. Aku ga bisa ceritain di sini apa yang sebenarnya terjadi, tapi intinya ketika itu aku benar-benar merasa runtuh. Aku keluar dari ruangan prodi dengan mengusap air mata yang masih tersisa di pipiku lalu menuju kamar mandi. Dan apa yang terjadi setelahnyaa? Yaa, di kamar mandi aku nangis lagi, sambil nyandar di pintu dan ngomong sendiri. Situasi saat itu beneran udah kaya sinetron di tv hahaha.
Malam sebelumnya, udah nangis ketika jalan balik ke kos, siang nya nangis lagi dan rabu malamnya juga nangis lagi. Udah kaya minum obat yaa, rutin banget nangisnya wkwkw. Tapi aku sadar, nangis aja ga akan nyelesain masalah, aku tumpahkan semua masalah keluh kesah di atas sajadah. Sembari mengingat perjuangan yang sudah aku usahakan dan capai hingga detik ini.
Aku sadar, semakin dewasa hidup emang semakin ga mudah, setelah mencapai titik berikutnya, hidup jauh lebih dari apa yang aku bayangkan sebelumnya.
Meskipun begitu, hidup harus berlanjut. Jadi ayo kita bertahan dan terus berjalan sampe Tuhan bilang untuk berhenti~
Makasih untuk yang udah nyempetin baca. Doakan aku, kamu dan kita semua agar senantiasa sabar, kuat dan ikhlas dengan segala cobaan kehidupan! Have a nice day!